Rabu, 29 Maret 2017

My First Flight

Hay semua akhir ketemu lagi ya setelah beberapa hari ga nulis lagi. Seelumnya saya mau minta maaf kalau bahasa yang saya pakai agak campur aduk dan terkesan berantakan bahasanya. Sebenarnya sih pengen banget nulis dengan bahasa Indonesia baku dan terkadang diselingi dengan berbagai bahasa daerah tapi karena keterbatasan saya dalam mengolah bahasa jadi ya beginilah jadinya. Tapi sebelumnya terimakasih kepada mas nanang yang sudah mengajari saya menulis dan menginspirasi tulisan-tulisan saya. Semoga kedepannya tulisan saya bisa sebaik tulisan mas nanang yang bisa mengambil dari berbagai sudut pandang. Oke tidak berpanajng lebar mari kita lanjutkan cerita kemarin “Sebuah Kisah Dimulai”.
Ya hari itu saya dan arif dating terlalu pagi sampai bandara walau ada beberapa calon penumpang pula yang sudah berada di bandara. Layaknya anak ayam yang ditinggal oleh induknya kami berdua seperti orang yang kebingungan harus bagaimana dulu. Secara ini adalah pengalaman pertama kami masuk bandara. Setelah Tanya sana sini (muka tembaok aja deh yang penting tahu) akhirnya kami masuk ke bandara dan langsung menuju ke bagian check in. Setelah mendapatkan tiket kami duduk di ruang tunggu (kalau tidak salah di samping outlet roti apa kopi gitu). Berhubung belum sarapan yang lumayan menggoda juga bau dari roti-roti itu. Tapi rasa menggoda itu terkalahkan oleh rasa grogi takut ketinggalan pesawat. Sambil clingukan kakan kiri akhirnya saya melirik-lirik seorang cewek yang duduk di samping saya sedari tadi.
Tau apa yang saya dapatkan waktu? Yah sebuah rasa kegembiraan karena ternyata tiketnya sama yaitu ke BALI. Saya pun kemudian menyenggol si Arif sambil berkata “Pokoknya nanti kalau mbak-mabk seblah berdiri kita ikutin aja. Tiketnya sama-sama ke BALI dari pada kita ketinggalan pesawat kan ga lucu”. Beberapa saat kemudian dari speaker terdengar panggilan untuk penumpang singa terbang yang akan menuju ke BALI. Mbak-mbak di samping saya pun berdiri menuju gate yang dimaksud dalam pengumuman tadi. Setelah mengantri yang cukup panjang dan lumayan desak-desakan kayak antri sembako, akhirnya kami pun meuju pesawat singa terbang yang sudah terparkir. Rasa nano-nano (rasa takut, penasaran, dll) saya rasakan saat itu. Setelah naik ke pesawat kami mencari tempat duduk sesuai dengan yang tertera di tiket kami dan ternyata tempat duduk kami ada di dekat sayap pesawat. 


Beberapa saat kemudian terdengar pengumuman di pesawat yang isinya peragaan keselamatan pesawat yang diperagakan oleh beberapa pramugari yang cantik-cantik itu :D. Kami memperhatikan dengan seksama karena baru pertama jadi sekalian pengen tahu bagaimana caranya. Setelah itu tibalah pesawat jalan ke landasan pacu untuk segera mengudara. Saat detik-detik take off itu yang ada dalam pikiran saya adalah “kok kayak naik angkot ya gruduk-gruduk gitu” namun begitu pesawat mengudara rasa takut yang dari kemarin menghantui tiba-tiba sirna karena melihat begitu indahnya daratan, pantai dan laut dari ketinggian. Perasaan ingin mengabadikan moment itu sangatlah besar, namun kami takut untuk melakukannya karena ada pengumumang bahwa dilarang mengaktifkan peralatan elektronik selama penerbangan.
Saat kami berbincang mengenai keindahan yang terpampang dengan jelas didepan mata kami saya melihat barisan bangku sebelah ada sepasang kekasih (mungkin) yang sedang memfoto bagian bawah menggunakan kamera digital. Seperti pepatah pucuk dicinta ulampun tiba, salah satu pramugari lewat dan kami menanyakan apakah bole memfoto lewat jendela menggunakan kamera. Pramugrai pun memperbolehkan asal jangan meggunakan lampu flash. Seperti anak kecil yang dikasih permen kamipun segera mengeluarkan kamera dan memfoto setiap keindahan yang terpampang dengan indah itu. Mulai dari pegunungan yang hijau, kota yang padat dengan rumah-rumah, birunya lautan dan putihnya awan menjadi objek yang membuat kami takjub (waktu itu). 


Tanpa terasa ternyata kami sudah terbang kurang lebih sekitar satu jam dan saatnya kami turun lagi ke daratan karena pulau yang kami tuju sudah terlihat dari jendela pesawat. Setelah landing kami pun segera menuju ke pintu keluar di bandaara Ngurah Rai mencari panitia yang menjemput kami sampai akhirnya kami bertemu dengan peserta lain yang ternyata juga satu pesawat dengan kami. Sebenarnya saya sudah 2x dating ke Pulai ini yang pertama adalah ketika study tour jaman SMP dan yang kedua adalah pada jaman SMA.


Kira-Kira apa ya yang akan kami lakukan selanjutnya di Pulau Dewata ini dengan orang-orang yang sama sekali belum kami kenal dan bertemu sekalipun. Mau tau??
Sambung besok lagi ya…. Bye…hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar