Selasa, 25 Juli 2017

Hari Pertama dan Malam Pertama

Bulan apa ya sekarang??? WoW... ternyata sudah di penghujung bulan juli... Tak terasa ternyata sudah lama sekali saya tidak memperhatikan blog ini karena kesibukan yang padat (sok sibuk :D). Kira-kira kemarin sampai mana saya bercerita ya. Kalau tidak salah ingat kemarin baru sampai menjejakkan kaki saya ke Pulau Dewata yang kata orang-orang surga dunia itu. Okelah kalau begitu mari kita lanjutkan lagi ceritanya (Maaf ya kalau banyak yang salah sebut, karena ini juga sambil mengingat-ingat..hehehe).
Setelah kami menjejakkan kaki di Bandara Ngurah Rai, kami sudah ditunggu oleh perwakilan panitia Asean Blogger Community Conference (ABCC) yang akan membawa kami ke sebuah hotel yang akan kami gunakan untuk menginap selama di Pulau Dewata ini. Setelah bertemu dengan perwakilan panitia kami diarahkan ke sebuah gerai makan untuk sarapan pagi sambil menunggu mobil yang akan mengantar kami ke hotel. Di momen ini kami sedikit berkenalan dengan peserta-peserta ABCC yang datang dari berbagai penjuru Indonesia. Awalnya memang terasa canggung karena baru kali pertama kami bertemu dengan mereka. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena ternyata mereka memang orang-orang yang mengasikkan, sampai tak terasa mobil yang menjemput kami datang. 


Perjalanan ke hotel pun dimulai. Ya hotel yang akan kami gunakan adalah hotel yang didesain dengan gaya unik dan penuh warna. Pasti teman-teman tahulah hotel apa itu (hotel ini sekarang sudah buka banyak cabang di kota-kota besar di Indonesia), Ya hotel itu adalah hotel POP Haris. Di sini kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 3 orang lintas komunitas yang akan menjadi teman dalam 1 kamar. Pengacakan teman kamar ini dilakukan agar kami dapat saling mengenal satu sama lain dari berbagai komunitas di Indonesia. Setelah pembagian kamar selesai kami segera menuju ke restaurant hotel untuk menikmati makan siang dan kemudian beristirahat sambil bercerita dengan teman satu kamar. 


Tak terasa hari sudah sore dan kami harus segera bersiap-siap karena ada agenda yang akan kami lakukan malam itu. Agenda itu adalah pengenalan komunitas blogger dari Pulau Dewata yaitu Bali Blogger yang ternyata juga sedang merayakan hari jadinya yang ke empat (4). Acara perayaan itu dilakukan di sebuah galeri seni di kota Denpasar yang kalau tidak salah namanya Danes Art Veranda. Dalam acara ini kami diperkenalkan tentang siapa itu Bali Blogger, apa visi misinya, apa tujuan didirikan dan apa saja kegiatannya. Selain itu kami juga kami diajak untuk menikmati berbagai karya seni yang dipamerkan dalam galeri seni tersebut yang kebanyakan adalah karya seni lukis dari berbagai seniman asal Pulau Dewata.


Oiya ada yang kelupaan untuk diceritakan dalam acara ini kami juga diajak untuk menandatangi sebuah sepanduk besar yang berisikan seruan untuk kami tidak hanya mengonsumsi informasi tetapi juga harus dapat menciptakan informasi tersebut. Selain itu juga untuk menunjukkan komitmen blogger untuk dapat menghadirkan informasi sampai ke pelosok negeri agar semua rakyat Indonesia dapat ikut menikmati berbagai informasi dari berbagai belahan dunia.

Rabu, 29 Maret 2017

My First Flight

Hay semua akhir ketemu lagi ya setelah beberapa hari ga nulis lagi. Seelumnya saya mau minta maaf kalau bahasa yang saya pakai agak campur aduk dan terkesan berantakan bahasanya. Sebenarnya sih pengen banget nulis dengan bahasa Indonesia baku dan terkadang diselingi dengan berbagai bahasa daerah tapi karena keterbatasan saya dalam mengolah bahasa jadi ya beginilah jadinya. Tapi sebelumnya terimakasih kepada mas nanang yang sudah mengajari saya menulis dan menginspirasi tulisan-tulisan saya. Semoga kedepannya tulisan saya bisa sebaik tulisan mas nanang yang bisa mengambil dari berbagai sudut pandang. Oke tidak berpanajng lebar mari kita lanjutkan cerita kemarin “Sebuah Kisah Dimulai”.
Ya hari itu saya dan arif dating terlalu pagi sampai bandara walau ada beberapa calon penumpang pula yang sudah berada di bandara. Layaknya anak ayam yang ditinggal oleh induknya kami berdua seperti orang yang kebingungan harus bagaimana dulu. Secara ini adalah pengalaman pertama kami masuk bandara. Setelah Tanya sana sini (muka tembaok aja deh yang penting tahu) akhirnya kami masuk ke bandara dan langsung menuju ke bagian check in. Setelah mendapatkan tiket kami duduk di ruang tunggu (kalau tidak salah di samping outlet roti apa kopi gitu). Berhubung belum sarapan yang lumayan menggoda juga bau dari roti-roti itu. Tapi rasa menggoda itu terkalahkan oleh rasa grogi takut ketinggalan pesawat. Sambil clingukan kakan kiri akhirnya saya melirik-lirik seorang cewek yang duduk di samping saya sedari tadi.
Tau apa yang saya dapatkan waktu? Yah sebuah rasa kegembiraan karena ternyata tiketnya sama yaitu ke BALI. Saya pun kemudian menyenggol si Arif sambil berkata “Pokoknya nanti kalau mbak-mabk seblah berdiri kita ikutin aja. Tiketnya sama-sama ke BALI dari pada kita ketinggalan pesawat kan ga lucu”. Beberapa saat kemudian dari speaker terdengar panggilan untuk penumpang singa terbang yang akan menuju ke BALI. Mbak-mbak di samping saya pun berdiri menuju gate yang dimaksud dalam pengumuman tadi. Setelah mengantri yang cukup panjang dan lumayan desak-desakan kayak antri sembako, akhirnya kami pun meuju pesawat singa terbang yang sudah terparkir. Rasa nano-nano (rasa takut, penasaran, dll) saya rasakan saat itu. Setelah naik ke pesawat kami mencari tempat duduk sesuai dengan yang tertera di tiket kami dan ternyata tempat duduk kami ada di dekat sayap pesawat. 


Beberapa saat kemudian terdengar pengumuman di pesawat yang isinya peragaan keselamatan pesawat yang diperagakan oleh beberapa pramugari yang cantik-cantik itu :D. Kami memperhatikan dengan seksama karena baru pertama jadi sekalian pengen tahu bagaimana caranya. Setelah itu tibalah pesawat jalan ke landasan pacu untuk segera mengudara. Saat detik-detik take off itu yang ada dalam pikiran saya adalah “kok kayak naik angkot ya gruduk-gruduk gitu” namun begitu pesawat mengudara rasa takut yang dari kemarin menghantui tiba-tiba sirna karena melihat begitu indahnya daratan, pantai dan laut dari ketinggian. Perasaan ingin mengabadikan moment itu sangatlah besar, namun kami takut untuk melakukannya karena ada pengumumang bahwa dilarang mengaktifkan peralatan elektronik selama penerbangan.
Saat kami berbincang mengenai keindahan yang terpampang dengan jelas didepan mata kami saya melihat barisan bangku sebelah ada sepasang kekasih (mungkin) yang sedang memfoto bagian bawah menggunakan kamera digital. Seperti pepatah pucuk dicinta ulampun tiba, salah satu pramugari lewat dan kami menanyakan apakah bole memfoto lewat jendela menggunakan kamera. Pramugrai pun memperbolehkan asal jangan meggunakan lampu flash. Seperti anak kecil yang dikasih permen kamipun segera mengeluarkan kamera dan memfoto setiap keindahan yang terpampang dengan indah itu. Mulai dari pegunungan yang hijau, kota yang padat dengan rumah-rumah, birunya lautan dan putihnya awan menjadi objek yang membuat kami takjub (waktu itu). 


Tanpa terasa ternyata kami sudah terbang kurang lebih sekitar satu jam dan saatnya kami turun lagi ke daratan karena pulau yang kami tuju sudah terlihat dari jendela pesawat. Setelah landing kami pun segera menuju ke pintu keluar di bandaara Ngurah Rai mencari panitia yang menjemput kami sampai akhirnya kami bertemu dengan peserta lain yang ternyata juga satu pesawat dengan kami. Sebenarnya saya sudah 2x dating ke Pulai ini yang pertama adalah ketika study tour jaman SMP dan yang kedua adalah pada jaman SMA.


Kira-Kira apa ya yang akan kami lakukan selanjutnya di Pulau Dewata ini dengan orang-orang yang sama sekali belum kami kenal dan bertemu sekalipun. Mau tau??
Sambung besok lagi ya…. Bye…hehehe

Selasa, 21 Maret 2017

Sebuah Kisah Dimulai

Mungkin sekilas dari judulnya seperti mau mengisahkan sesuatu yang menjadi awal segala yang akan ditulis selanjutnya di blog ini. Tapi sebenarnya bukan itu yang mau saya tulis disini. Lebih tepatnya awal mula saya bepergian jauh menggunakan moda transportasi yang selama ini saya liat dari daratan dengan mendongak ke atas. Ya,… Transportasi itu adalah PESAWAT. Rasanya ga enak juga ya kalau panjang-panjang nulis prolognya. So… Let’s start the story…
Saat itu adalah sebuah hari dibulan Oktober atau mungkin November saya sedikit lupa, namun yang pasti waktu itu masih di tahun 2011. Saya mendapatkan semuah email dari salah satu teman di komunitas bahwa komunitas diminta untuk mengirimkan 2 orang perwakilan untuk mengikuti sebuah event blogger tingkat ASEAN yang akan diadakan di pulai dewata BALI. Saat itu satu persatu ditawari siapa yang akan pergi untuk mewakili komunitas yang baru seumur jagung ini di kancah per bloggeran tingkat tinggi. Eh maksudnya tinggat ASEAN. Setelah berbagai diskusi akhirnya diputuskan saya dan teman lain bernara Arif yang akan mewakili komunitas di ajang bergengsi tersebut.

Berbagai persiapan kami lakukan (sebenarnya enggak juga sih karena hanya mempersiapkan baju buat ganti disana :D) sebelum berangkat. Sebenarnya waktu itu kami minta tiket penerbangan dari kota pelajar jogja karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal kami di Magelang. Namun, karena panitia berasumsi bahwa magelang ada di Jawa Tengah maka tiket penerbangan perdana kami itu start dari kota LUNPIA semarang. Ya, sebuah kota pelabuhan di utara Jawa Tengah yang sekaligus ibu kota provinsi. Saat menerima tiket ada perasaan senang dalam diri saya karena akhirnya bisa menaiki si burung besi melintasi pulau dan lautan (lebay kali ya :D) serta melihat indahnya darata dari tempat yang cukup tinggi. Namun ada satu hal yang membuat kami bingung yaitu jadwal penerbangan adalah first flight (penerbangan pertama dihari itu). Kami tidak punya saudara ataupun teman di kota itu yang bisa buat sekedar menginap semalam dan menitipkan  motor karena ajang tersebut berdurasi cukup lama (kalau tidak salah 7 hari). Setelah Tanya sana Tanya sini akhirnya sesepuh komunitas mengabarkan kalau beliau mempunyai teman di semarang (teman SMP kalau ga salah) yang bisa buat sekedar menginap dan nenitipkan motor. Singkat cerita  kami pun menghubungi orang tersebut untuk meminta ijin menginap dan menitipkan motor. Tidak disangka kami diterima dengan baik. Lanjut cerita pas hari keberangkatan aja ya biar ga kepanjangan (sebenarnya sedikit lupa sih ngapain aja). Oiya waktu itu itu kami menggunakan maskapai penerbangan singa terbang.


Hari keberangkatan pun tiba. Kami berdua berangkat malam hari ke semarang menggunakan motor teman yang cukup tangguh untuk perjalanan kami. Sampai dirumah teman baru sekitar pukul 20.00 dan sedikit mengobrol karena teman baru kami ini harus berangkat kerja (shift malam) sehingga kami pun ditinggal berdua dirumah yang tidak terlalu besar itu. Sebelum beliau berangkat beliau memesankan taksi yang akan mengantarkan kami ke bandara karena jarak yang cukup jauh rumah. Pagi harinya pukul 4.00 kami sudah siap sedia sambil menunggu taksi yang jemput (taksi jemput pukul 5.00). Driver taksi pun menelpon kami bahwa dia tidak bisa masuk karena portal perumahan masih ditutup. Walhasil kami harus jalan kaki sampai depan komplek untuk mencari taksi yang ternyata sudah muter-muter cari jalan masuk. Setelah ketemu kami pun segera meluncur ke Bandara karena takut telat (secara pengalaman pertama naik burung besi). Ketika sampai di bandara ternyata bandaranya masih tutup (kepagian datangnya) dan kami pun harus duduk-duduk dengan sejuta perasaan menanti bandara membuka pelayanannnya.
Ternyata udah cukup banyak juga ya nulisnya. Sambung besok lagi ya nulisnya biar besok ada bahan lagi yang mau ditulis. Soalnya kalau kehabisan bahan nanti susah lagi nyarinya….  Hehehe…..

Senin, 20 Maret 2017

Come Back



Setelah sekian lama hanya jadi silent reader baik di blog teman-teman sesame blogger maupun di forum-forum seperti kaskus dan lain sebagainya. Rasa kangen untuk kembali menulis kisah-kisah lama yang selama ini hanya tersimpan rapi dalam hati, pikiran dan setumpuk file foto. Rasanya ingin membagikan berbagai pengalaman yang pernah saya lakukan kepada orang lain, sekaligus sebagai diary pribadi yang telah lama saya tinggalkan hampir 3 tahun vacuum dari kegiatan menulis ini.

Sebenarnya sudah sejak lama rasa pengen kembali menulis ini menggelitik apalagi beberapa teman di komunitas blogger magelang “PendekarTidar” memberikan semangat untuk kembali ke aktivitas menulis ini walau hanya sebagai latihan merangkai kata untuk membuat sebuah memory yang mungkin suatu saat nanti akan bisa dilihat dan dibaca ketika kita merasa ingin mengenang masa lalu yang menurut saya mengagumkan.

Mungkin cukup sekian dulu kali ya tulisan ini sebagai pembukaan blog lama yang semoga bisa kembali hidup dengan semangat baru. Semangat yang telah lama padam dan terpendam. Semangat untuk kembali menulis dan berbagi kisah. Karena “Sebuah Kisah Tak Akan Hilang Dimakan Waktu”.